5 Kekeliruan Pria Saat Memakai Obat Kuat - Cialis Intent

5 Kekeliruan Pria Saat Memakai Obat Kuat

Obat kuat seperti Viagra, Levitra, Cialis bukan pil ajaib. Obat-obatan ini perlu unsur pendukung supaya kerja maksimal. Jadi, sebelum mempersalahkan obat yang diberi sebab tidak berperan, sebaiknya mengecek apa mekanisme pemakaiannya telah benar atau belum. Karena, riset di Spanyol menyebutkan jika 69 % pria yang diresepkan menggunakan obat disfungsi ereksi type PDE5 seperti Viagra, Levitra, serta Cialis nyatanya memakainya secara salah.

5 Kekeliruan Pria Saat Memakai Obat Kuat


5 kekeliruan yang seringkali berlangsung dalam memakai obat kuat type PDE5


Mereka tidak ikuti mekanisme penggunaan atau saran dokter. “Masalah seringkali didapati ialah beberapa pria itu tidak mendapatkan info yang cukup mengenai bagaimana memakai obat kuat semacam Viagra, Levitra, atau Cialis,” sebut Jacob Rajfer M.D, peraih gelar profesor di bagian urologi dari David Geffen School of Medicine UCLA. Berikut lima kekeliruan yang seringkali berlangsung dalam memakai obat kuat type PDE5 :


  • Tidak ada rangsangan seksual


Jadi jangan menginginkan keajaiban mendapatkan ereksi maksimal cukup dengan sekali menenggak pil ini . Obat ini perlu simpatisan seperti rangsangan seksual. Bila pria itu tidak mendapatkan rangsangan seksual, dapat disebut obat ini tidak kerja maksimal. Untungnya banyak pria yang pahami ini. Tetapi tetap ada masalah semacam ini. “Kami, beberapa pakar medis, memberikan edukasi jika obat ini perlu rangsangan seksual supaya kerja maksimal. Rangsangan seksual apapun, contohnya sentuhan, aroma, atau beberapa kata,” tutur Rajfer.


  • Diminum sesudah makan


PDE5 adalah type obat yang kerja maksimal waktu perut kosong. Tetapi yang seringkali berlangsung ialah obat ini diminum sekejap sesudah makan. “Sebaiknya nantikan dua sampai tiga jam sesudah makan, baru minum obat ini. Karena obat itu cuma terserap separuhnya bila diminum waktu perut penuh oleh makanan. Jadi contoh, bila satu orang yang harusnya mendapatkan dosis 100 miligram cuma mendapatkan 50 miligram. Tentunya penyembuhan jadi tidak maksimal,” tutur Rajfer. Yang butuh diingat, lanjut Rajfer, ini cuma berlaku untuk Levitra, Viagra, serta Cialis.


  • Tidak Sabar


“Kami maklum jika Anda semangat untuk menyelesaikan keinginan. Tetapi obat ini perlu waktu minimal satu jam untuk bereaksi pada tubuh,” kata Rajfer. Dengan begitu, penataan waktu adalah hal penting dalam therapy ini. Karena satu diantara enam pria yang terjebak dalam riset ini akui jika mereka langsung ke ajang tempur sekejap sesudah minum pil biru. Hasilnya dapat ditebak, menyedihkan. “Untuk Viagra serta Levitra, semestinya nantikan satu jam sebelum mulai session bercinta. Cialis lebih lama , seputar dua sampai tiga jam untuk sampai reaksi maksimal dari obat itu,” ucap Rajfer.


  • Menyerah pada eksperimen pertama


“Jika ereksi masih tidak maksimal sesudah minum pil ini, bukan bermakna Anda tidak berhasil benar-benar. Semestinya dicoba minimal enam kali dalam kondisi serta waktu yang berlainan,” tutur Rajfer. Eksperimen sekitar enam kali itu adalah standard referensi dalam soal therapy memakai obat kuat. Hasil dari riset itu didapatkan jika 33 % pria cuma coba sekali serta langsung putus harapan.


  • Cuma coba satu type obat


Setiap orang punyai reaksi beda untuk satu obat. Untuk keluhan yang sama, Viagra bisa bereaksi baik pada pria A tetapi tidak mempunyai dampak apapun pada pria B. “Hasil dari studi ini menyebutkan jika 40 % pria langsung menyerah demikian tidak berhasil mendapatkan dari hasil obat kuat. Mereka tidak coba obat type lain.

Walaupun tidak ada bukti tentu masalah ini, tetapi coba obat type lain pantas dicoba. Bagaimana juga, setiap orang punyai reaksi berlainan untuk satu type obat,” papar Rajfer.